manfaat tantra yantra dan mantra

Yantra,Tantra dan Mantra · Peserta didik m enyimak penjelasan Pendidik tentang Yantra, Tantra dan Mantra · Peseta didk mengamati berbagai macam bentuk gambar-gambar Yantra · Peserta didik menanyakan manfaat Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan baik dalam kaitan dengan upacara keagamaan dan kehidupan social · Pendidik membimbing Fungsidan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah: a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha EsaIda Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Dalammelaksanakan puja bhakti kepada Brahman, umat Hindu diberikan kebebasan untuk dapat mewujudkan bentuk Śraddhā tersebut. Secara umum bentuk Bhakti umat Hindu dapat dilakukan dengan menggunakan: mantra, yantra, tantra, yajña, dan yoga. Mantra adalah doa-doa yang harus diucapkan oleh umat kebanyakan, pinandita, pandita sesuai dengan Mantra Tantra, and Yantra are three highest ways of spiritual growth on the road to freedom. They cleanse the mind and body while also strengthening the soul. They reawaken buried supernatural powers and energy centres, burning away impurities and past life memories. The Hindu manner of worship, which integrates all three disciplines, is a AjaranTantra, Yantra, dan Mantra Dalam melaksanakan puja bhakti kepada Brahman, umat Hindu diberikan kebebasan untuk dapat mewujudkan bentuk Śrad Mann Meiner Freundin Flirtet Mit Mir. Result for Fungsi Dan Manfaat Tantra Yantra Dan Mantra Dalam Kehidupan Dan TOC Daftar IsiFungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Sep 18, 2018 Adapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. Tantra Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan Pinggala. Keberadaannya dimulai dari muladhara chakra, yang bertempat didasar tulang Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Jan 11, 2017 Adapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. Tantra Pura Sakenan Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan , Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra dan Mantra - Unduh Buku 1 Oct 21, 2021 FUNGSI TANTRA, YANTRA DAN MANTRA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI 1. Fungsi dan Manfaat Tantra Menyeimbangkan keaktifan semua chakra. Memurnikan prana atau energi yang masuk ke dalam tubuh. Membantu bangkitnya kemampuan clairvoyance, yaitukemampuan dalam melihat dan merasakan energi yang halus subtleenergies seperti melihat aura, pancaran energi ...Sebutkan fungsi dan manfaat tantra, yantra, dan mantra dalam kehidupan Untuk mengetahui fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra; Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu; Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra. Tantra dapat diartikan yaitu kekuatan suci dalam diri yang dibangkitkan dengan cara-cara yang ditetapkan dalam kitab ...Yantra Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha EsaIda Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan Tantra Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Penerapan Ajaran Hindu. Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 185 Deva-Devi termasuk pemujaan kepada mahluk setengah Deva dan mahluk- mahluk lain, meditasi dan berbagai cara pemujaan, serta praktek yoga yang kadang-kadang dihubungkan dengan hubungan Mantra, Tantra dan Yantra Dalam Ritual Hindu - Juru SapuhMetode mantra digunakan untuk memanggil kekuatan Tuhan untuk tujuan positif dan negatif melalui penggunaan pikiran atau daya pikir man + tra, yantra adalah simbol-simbol yang digunakan untuk mengekang yan + tra kehendak, dan tantra adalah kekuatan dalam diri tan.Mantra Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan Mantra Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Penerapan Ajaran Hindu 188 Kelas XII SMA Semester 1 a. Untuk mencapai kebebasan; b. Memuja manifestasi Tuhan yang Maha Esa; c. Memuja para devata dan roh-roh; d. Berkomunikasi dengan para Deva; e. Memperoleh tenaga dari manusia super Purusottama; Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan Yantra Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Penerapan Ajaran Hindu 188 Kelas XII SMA Semester 1 a. Untuk mencapai kebebasan; b. Memuja manifestasi Tuhan yang Maha Esa; c. Memuja para devata dan roh-roh; d. Berkomunikasi dengan para Deva; e. Memperoleh tenaga dari manusia super Purusottama; Prinsip, Manfaat dan Penggunaan Kekuatan Tantra - Blogger BaliYantra adalah desain geometris yang berfungsi sebagai alat yang sangat efisien untuk kontemplasi, konsentrasi, dan meditasi. Yantra membawa makna spiritual ada makna khusus yang berkaitan dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi. Yantra bukanlah sihir, tetapi sebuah jalan atau teknik yang sering disalahartikan sebagai Jadoo Toona dan Makna dan Arti Yantra Rerajahan di Bali - Blogger BaliDaftar Isi KEATAS Yantra atau dikenal di Bali dengan Rerajahan adalah hal yang sama memuat akan hal gaib dari ajaran Tantrik. Yantra dalam bahasa Sanskerta artinya mesin. Yantra itu adalah bahasa bawah sadar atau dialog antara bawah sadar dengan kesadaran universal. Beberapa yantra diketahui menangkis energi negatif dan ilmu YANTRA DAN TANTRA Juru SapuhPrevious Next MANTRA, YANTRA DAN TANTRA Dalam melaksanakan puja bhakti kepada Brahman, umat Hindu diberikan kebebasan untuk dapat mewujudkan bentuk raddh tersebut. Secara umum bentuk Bhakti umat Hindu dapat dilakukan dengan menggunakan mantra, yantra, tantra, yaja, dan Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan Pendidikan Mantra Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan dan Penerapan Ajaran Hindu Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti 189 c. Memohon Dan Manfaat Tantra Yantra Dan Mantra Dalam Mutiara HinduSep 18, 2018 Adapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. Tantra Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan Dan Manfaat Tantra Yantra Dan Mantra Dalam Kehidupan DanYantra Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Simbol sesuatu yang dihormatidipuja. b. Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya. c. Media memusatkan Fungsi dan Manfaat Tantra, Yantra, dan Mantra dalam Kehidupan 184 Kelas XII SMA Semester 1 Tantra adalah suatu kombinasi yang unik antara mantra, upacara dan pemujaan secara total. Ia adalah agama dan juga philosopy, yang berkembang baik dalam Hinduisme maupun Ajaran Tantra, Yantra, dan Mantra - 123dokTantra, Yantra, dan Mantra sebagai bagian dari ajaran agama memiliki kontribusi yang bermanfaat untuk mewujudkan semuanya itu oleh umat sedharma. Adapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. TantraTantra, Yantra, Mantra PDF - ScribdAdapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. Tantra. Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan Pinggala. Keberadaannya dimulai dari muladhara chakra, yang bertempat didasar tulang ...Bentuk-Bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang Dipergunakan dalam In document Pendidikan. Agama Hindu. dan Budi Pekerti SMA/SMK KELAS XII Page 178-188 TANTRA, YANTRA, DAN MANTRA C. Bentuk-Bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang Dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu. Perenungan. Trtram indram avitram handrahavehave suhava uram indram,Yantra, Tantra, Dan Mantra PDF - Scribd1. Untuk mengetahui pengertian Tantra, Yantra dan Mantra 2. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat Tantra, Yantra, Mantra 3. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Tantra, Yantra, dan Mantra yang dipergunakan dalam Praktik Kehidupan Sesuai Ajaran Agama Hindu. 1 BAB II PEMBAHASAN. Pengertian Tantra, Yantra dan Mantra. a. TantraTantra, Yantra, Mantra PDF - ScribdAdapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. Tantra Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan Pinggala. Keberadaannya dimulai dari muladhara chakra, yang bertempat didasar tulang Tantra Yantra Dan Mantra secara harfiah berfaedah pendukung dan perlengkapan. Yantra adalah desain geometris nan berfungsi misal alat yang lalu efisien untuk kontemplasi, pemfokusan, dan permenungan. Yantra mengapalkan makna spiritual ada makna singularis yang berkaitan dengan tingkat pemahaman yang lebih dan Tantra - BALAI BAHASA PROVINSI JAWA TENGAHFeb 22, 2016 Oleh Sutarsih. Yantra dan tantra adalah dua kata yang memiliki kemiripan. Secara morfologis, kata yantra dan tantra memiliki 1 kemiripan bentuk, yaitu tersusun oleh fonem [a], [n], [t], [r], [a]. Yang membedakan adalah fonem awal di kedua kata tersebut, yaitu fonem [y] dan [t]. Secara semantis kata yantra dan tantra sama-sama mengacu kepada makna sarana menuju Keywords For Fungsi Dan Manfaat Tantra Yantra Dan Mantra Dalam Kehidupan Dan For You Origin is unreachable Error code 523 2023-06-15 213034 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7dea12ba76b903 • Your IP • Performance & security by Cloudflare MUTIARAHINDU - Dalam totalitas kehidupan manusia sebagai insan yang beragama dan berbudaya sangat membutuhkan tuntunan dan perlindungan dari Sang Penciptanya guna dapat meujudkan cita-cita hidupnya. Ajaran agama dapat menuntun umat manusia untuk mewujudkan semuanya itu dengan baik dan damai. Tantra, Yantra, dan Mantra sebagai bagian dari ajaran agama memiliki kontribusi yang bermanfaat untuk mewujudkan semuanya itu oleh umat sedharma. Photo; laddu_gopal_sofa Adapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut; 1. Tantra Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan Pinggala. Keberadaannya dimulai dari muladhara chakra, yang bertempat didasar tulang belakang. Sushumna adalah yang paling penting dari semua saraf atau nadi. Urat saraf atau nadi manusia tidak kelihatan secara kasat mata karena bersifat sangat halus. Ia bergerak melalui jaringan pusat dari tulang belakang dan bergerak jauh sampai titik paling atas dari kepala. Ida dan Pinggala bergerak paralel dengan Sushumna di sebelah kiri dan kanan dari saraf tulang belakang. Ida dan Pinggala bertemu dengan sushumna di ajna chakra, titik yang terletak diantara alis mata Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015183. Mereka berpisah lagi dan mengalir melalui sisi kiri dan kanan hidung Tantra adalah suatu kombinasi yang unik antara mantra, upacara dan pemujaan secara total. Ia adalah agama dan juga philosopy, yang berkembang baik dalam Hinduisme maupun Budhisme. Definisi tantra dijelaskan dalam kaliamat ini; shasanat tarayet yastu sah shastrah parikirtitah, yang berarti” yang menyediakan petunjuk jelas memotong dan oleh karena itu menuntun ke jalan pembebasan spiritual dan pengikutnya disebut sastra”. Akar Kata ”trae” diikuti oleh saffix “da” menjadi “tra” yang berarti “yang membebaskan”. Kita melihat penggunaan yang sama dari akar kata “tra” Di dalam kata mantra. Definisi mantra adalah mamanat tarayet yastu sah mantrah parikirtitah”Suatu proses yang ketika diulang-ulang terus menerus di dalam pikiran, membawa pembebasan, disebut mantra. Beberapa sarjana mencoba membagi tantra menjadi dua bagian utama, yaitu “jalan kanan” dan “ jalan kiri”. Bernet Kemper berpendapat, tantra “jalan kanan” menghindari praktek ekstrem, mencari-cari pengertian yang mendalam, dan pembebasan melalui asceticism harus dibedakan dari “jalan kiri”black magic dan ilmu sihir. Ia kemudian menegaskan, di dalam “jalan kanan”, bhakti atau penyerahan diri memegang peranan yang sangat penting. Lebih dari itu, bhakti cenderung menolak dunia material. Sedangkan “jalan kiri” mempunyai kecenderungan yang sangat berbeda. Ia berusaha keras untuk menguasai aspek-aspek kehidupan yang menggangu dan mengerikan seperti kematian dan penyakit. Untuk mengatasi hal tersebut eksistensi dari kekuatan keraksasaan demonic “jalan kiri” membuat kontak langsung di tempat-tempat yang mengerikan seperti di pekuburan. Pandangan kalangan akademis ini sangat berbeda dengan pandangan dari praktisi tantra. Para praktisi tantra pada umumnya menolak pembagian tantra atas tantra positif dan negatif dan menekankan pada metode untuk mentransformasoikan keinginan. Lama Thubten Yeshe, seorang praktisi tibetan mengatakan tantra menggunakan energi dari khyalan seperti keterikatan kepada keinginan adalah sumber dari penderitaan dan oleh karena itu harus di atasi namun ia juga mengajarkan keahlian untuk menggunakan energi dari khayalan tersebut untuk memperdalam kesadaran kita hingga mengahasilkan kemajuan spiritual. Seperti mereka yang dengan keahliannya mampu mengangkat racun tumbuh-tumbuhan dan menjadikan obat yang mujarab, seperti itu pula seorang yang ahli dan terlatih dalam praktek tantra, mampu memanipulasi energi keinginan bahkan kemarahan menjadi mapan. Ini sungguh-sungguh sangat mungkin dilakukan Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015184. Dalam arti tertentu tantra merupakan suatu teknik untuk mempercepat pencapaian tujuan agama atau realisi sang diri dengan menggunakan berbagai medium seperti mantra, yantra, mudra, mandala pemujaan terhadap berbagai Deva-Devi termasuk pemujaan kepada mahluk setengah Deva dan mahluk- mahluk lain, meditasi dan berbagai cara pemujaan, serta praktek yoga yang kadang-kadang dihubungkan dengan hubungan seksual. Elemen-elemen tersebut terdapat dalam tantra Hindu maupun Buddha. Kesamaan teologi ini menjadi faktor penting yang memungkinkan tantra menjadi salah satu medium penyatuan antara Sivaisme dan Buddhisme di Indonesia. Hubungan seksual dalam tantra, seperti dinyatakan oleh Dasgupta; merupakan penyimpangan dari konsep awal tantra. Konsep awal tantra meliputi elemen-elemen seperti yang disebutkan di atas, yakni; mantra, yantra, mudra dan yoga. Penyimpanan tersebut terjadi karena pnggunaan “alat-alat praktis” dalam tantra Buddha yang berdasarkan prinsip-prinsip Mahayana dimaksudkan untuk merealisasikan tujuan tertinggi baik tantra Hindu maupun Buddha, adalah tercapainya keadaan sempurna dengan penyatuan antara dua praktek serta merealisasikan sifat non dualis dari realitas tertinggi. Sarkar menyatakan hubungan seksual dalam tantra lebih diarahkan untuk mengontrol kekuatan alam dan bukan untuk mencapai kebebasan. Ia mengatakan secara umum tradisi Indonesia membagi tujuan hidup manusia menjadi dua; pragmatis dan Idealistis. Mengontrol kekuatan alam adalah salah satu tujuan pragmatis. Hal ini biasanya dilakukan oleh raja yang mempraktikan sistem kalacakrayana dalam usaha melindungi rakyatnya, memberikan keadilan, kesejahteraan dan kedamaian. Di Indonesia dikenal ada tiga jenis tantra yaitu; Bhairava Heruka di Padang Lawas, Sumatera Barat; Bhairava Kalacakra yang dipraktikkan oleh Raja Kertanegara dari Singasari dan Adtityavarman dari Sumatera yang se- zaman dengan Gajah Mada di Majapahit; dan Bharavia Bhima di Bali. Arca Bharavia Bima terdapat di Pura Edan, Bedulu, Gianyar Bali. Menurut prasasti Palembang, Tantrayana masuk ke Indonesia melalui kerajaan Srivijaya di Sumatera pada adab ke-7. Kalacakratantra memegang peranan penting dalam unifikasi Sivaisme dan Buddhaisme, karena dalam tantra ini Siva dan Buddha, diunifikasikan menjadi Siva-budha. Konsep Ardhanarisvari memegang peranan yang sangat penting dalam Kalacakratantra. Kalacakratantra mencoba menjelaskan penciptaan dan kekuatan alam dengan penyatuan Devi Kali yang mengerikan, tidak hanya dengan Dhyani Buddha, melainkan juga dengan adi Buddha sendiri. Kalacakratantra mempunyai berbagai nama dalam sekta tantra yang lain seperti; Hewarja, Kalacakra, Acala, Cakra Sambara, Vajrabairava, Yamari, Candama harosama dan berbagai bentuk Heruka Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015185. Di dalam tantrayana ritual adalah elemen utama untuk merealisaikan kebenaran Tertinggi. John Woodroffe mengatakan, ritual adalah sebuah seni keagamaan. Seni adalah bentuk luar materi sebagai ekspresi dari ide-ide yang berdasarkan intelektual dan dirasakan secara emosional. Seni ritual berhubungan dengan ekspresi ide-ide dan perasaan tersebut yang secara khusus disebut religius. Sebagai suatu cara, mana kebenaran religius ditampilkan, dan dapat dimengerti dalam bentuk material dan simbol-simbol oleh pikiran. Ini berhubungan dengan semua manifestasi alam dalam wujud keindahan, dimana untuk beberapa alasan, Tuhan memperlihatkan diri Beliau sendiri. Tetapi ini tidak terbatas hanya untuk tujuan itu semata-mata. Artinya, dengan seni religius sebagai alat pikiran yang ditransformasikan dan di sucikan. Masab siva-buddha dengan pengaruh khusus Kalacakratantra dapat dilihat pada peninggalan-peninggalan arkeologi seperti di Candi Jawi. Prapanca dalam Nagarakertagama Bab 56 ayat 1 dan 2 melukiskan monumen ini dengan sangat indah. Bagian bawah Candi yaitu bagian dasar dan bagian badan candi adalah Sivaitis dan bagian atas atau atap, adalah Buddhistis, sebab di dalam kamar terdapat Arca Siva dan di atasnya di langit-langit terdapat sebuah Arca Aksobhya. Inilah alasannya mengapa Candi Jawi sangat tinggi dan oleh karena itu disebut sebuah Kirthi. Dalam tantra Hindu prinsip metafisika Siva-Shakti dimanifestasikan di dunia material ini dalam wujud laki-laki dan perempuan sedangkan dalam tantra Buddha pola sama diikuti dimana prinsip-prinsip metaphisik Prajna dan Upaya termanifestasikan dalam wujud perempuan dan laki-laki. Tujuan tertinggi dari kedua masab tantra ini adalah penyatuan sempurna yaitu penyatuan antara dua aspek dari realitas dan realisasi dari sifat-sirat non-dualis dari roh dan non-roh. 2. Yantra Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja. b. Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya. c. Media memusatkan pikiran. Yantra adalah bentuk “niyasa” simbol, pengganti yang sebenarnya yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, seperti misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain. Setiap yantra baik dari segi bentuk maupun goresan yang tertera pada yantra tersebut mempunyai arti yang berbeda serta tujuan yang berbeda pula. Karena yantra mempunyai tujuan dan manfaat yang berbeda sehingga bentuk-bentuk yantra dikembangkan dan diberi sentuhan artistik modern. Yantra tidak lagi kelihatan seperti barang seni atau seperti sebuah perhiasan tertentu Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015186. Bentuk yantra sudah disesuaikan dengan kebutuhan si pemakainya. Dengan berkembangnya zaman seperti sekarang ini, banyak sekali yantra dibentuk kecil, misalnya dalam bentuk kalung, gelang dan cincin. Memang sebaiknya yantra tersebut diusahakan selalu dekat dengan si pemakainya. Dengan kedekatan itu, maka energi yang ada dalam yantra dan energi si pemakai menjadi saling menyesesuaikan. Yantra dapat diibaratkan sebagai polaritas energi positif yang secara terus menerus mempengaruhi si pemakainya. 3. Mantra Berdasarkan sumbernya “veda” ada bermacam-macam jenis mantra yang secara garis besar dapat dipisahkan menjadi; Vedik mantra, Tantrika mantra, dan Puraóik mantra. Sedangkan berdasarkan sifatnya mantra dapat terbagi menjadi; Śāttvika mantra mantra yang diucapkan guna untuk pencerahan, sinar, kebijaksanaan, kasih sayang Tuhan tertinggi, cinta kasih dan perwujudan Tuhan, Rājasika mantra mantra yang diucapkan guna kemakmuran duniawi serta kesejahteraan anak-cucu, Tāmasika mantra mantra yang diucapkan guna mendamaikan roh-roh jahat, untuk menghancurkan atau menyengsarakan orang lain, ataupun perbuatan-perbuatan kejam lainnya/Vama marga/Ilmu Hitam. Disamping itu mantra juga dapat diklasifikasikan menjadi sebutan antara lain Mantra yang berupa sebuah daya pemikiran yang diberikan dalam bentuk beberapa suku kata atau kata, guna keperluan meditasi dari seorang guru Mantra Diksa; Stotra doa-doa kepada para devata, Stotra ada yang bersifat umum, yaitu; yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang harus datang dari Tuhan sesuai dengan kehendakNya, misalnya doa-doa yang diucapkan oleh para rohaniawan ketika memimpin persembahyangan, sedangkan Stotra yang bersifat khusus adalah doa-doa dari seorang pribadi kepada Tuhan untuk memenuhi beberapa keinginan khususnya, misalnya doa memohon anak, dan sebagainya; Kāvaca Mantra mantra yang dipergunakan untuk benteng atau perlindungan dari berbagai rintangan. Umat Hindu percaya bahwa kehidupan ini diliputi dan diresapi oleh mantra. Semua mahluk, apakah seorang petani atau seorang raja, semuanya diatur oleh mantra. Adapun arti dan makna sebuah mantra adalah utuk mengembangkan sebuah kekuatan Supranpada diri manusia; “Pikiran yang luar biasa dapat muncul dari kelahiran, obat-obatan, mantra-mantra, pertapaan dan kontemplasi ke Devataan Yoga Sutra berdasarkan hal tersebut, maka mantra adalah ucapan yang luar biasa yang dapat mengikat pikiran Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015187. Adapun makna mantra ataupun maksud pengucapan mantra, dapat dirinci sebagai berikut a. Untuk mencapai kebebasan; b. Memuja manifestasi Tuhan yang Maha Esa; c. Memuja para devata dan roh-roh; d. Berkomunikasi dengan para Deva; e. Memperoleh tenaga dari manusia super Purusottama; f. Menyampaikan persembahan kepada roh leluhur dan para devata; g. Berkomunikasi dengan roh-roh dan hantu-hantu; h. Mencegah pengaruh negatif; i. Mengusir roh-roh jahat; j. Mengobati penyakit; k. Mempersiapkan air yang dapat menyembuhkan air suci; l. Menghancurkan tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan manusia; m. Menetralkan pengaruh bisa atau racun dalam tubuh manusia; n. Memberi pengaruh lain terhadap pikiran dan perbuatan; o. Mengontrol manusia, binatang-binatang buas, Deva-Deva dan roh-roh jahat; p. Menyucikan badan manusia Majumar, 1952, 606. Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran Agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam kitab suci veda’. b. Memohon kesucian. Tuhan Yang Maha Esa bersifat Mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu, dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015188. c. Memohon keselamatan. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat penting. Dalam keadaan selamat kita dapat melaksanakan pengabdian hidup ini menjadi lebih baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan kepada orang-orang-Nya. Orang- orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang sejati. d. Memohon Pencerahan dan kebijakan. Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat kesukarannya, seperti Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami; Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari Paroksa Mantra. Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; Pratyāksa Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan ketajaman pikiran dan indriya. e. Melestarikan ajaran “dharma”. Sumber ajaran Agama Hindu adalah Veda. Veda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh para Maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada awalnya veda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos. Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik dalam buku, kitab, lontar yang disebut Varnātmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut Dhvanyātma Sabda, yang merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melaui suara tertentu, yang dapat berupa suara saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksana Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015189. Renungan “Om Adityasya paramjyotir rakta tejo namo stute, cweta pankaja madhyasthe bhaskaraya namo stute.” Terjemahan Ya Tuhan, hamba memuja-Mu dalam perwujudan sinar suci yang merah cemerlang berkilauan cahaya-Mu, Engkau putih suci, bersemayam di tengah- tengah laksana teratai, Engkaulah sumber cahaya yang hamba puja. Referensi Ngurah Dwaja, I Gusti dan Mudana, I Nengah. 2015. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Sumber Buku Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti kelas XII Kontributor Naskah I Gusti Ngurah Dwaja dan I Nengah Mudana Penelaah I Made Suparta, I Made Sutresna, dan I Wayan Budi Utama Penyelia Penerbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Cetakan Ke-1, 2015 mantra? Jelaskan dan tuliskanlah pengalamanmu! 4. Manfaat apakah yang dapat dirasakan secara langsung dari usaha dan upaya untuk mengetahui ajaran tantra, yantra, dan mantra? Tuliskanlah pengalaman anda! 5. Amatilah lingkungan sekitar anda terkait dengan adanya pengamalan ajaran tantra, yantra, dan mantra guna mewujudkan tujuan hidup manusia dan tujuan agama Hindu, buatlah catatan seperlunya dan diskusikanlah dengan orang tuamu! Apakah yang terjadi? Buatlah narasinya 1–3 halaman diketik dengan huruf Times New Roman –12, spasi 1,5 cm, ukuran kertas kwarto; 4-3-3-4! Dalam totalitas kehidupan manusia sebagai insan yang beragama dan berbudaya sangat membutuhkan tuntunan dan perlindungan dari Sang Penciptanya guna dapat mewujudkan cita-cita hidupnya. Ajaran agama dapat menuntun umat manusia untuk mewujudkan semuanya itu dengan baik dan damai. Tantra, Yantra, dan Mantra sebagai bagian dari ajaran agama memiliki kontribusi yang bermanfaat untuk mewujudkan semuanya itu oleh umat sedharma. Adapun fungsi dan manfaat ajaran Yantra, Tantra dan Mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu dapat dipaparkan sebagai berikut. 1. Tantra Menurut ajaran tantra disebutkan ada tiga urat saraf manusia yang paling penting, yaitu; Sushumna, Ida dan Pinggala. Keberadaannya dimulai dari muladhara chakra, yang bertempat didasar tulang belakang. Sushumna adalah yang paling penting dari semua saraf atau nadi. Urat saraf atau nadi manusia tidak kelihatan secara kasat mata karena bersifat sangat halus. Ia bergerak melalui jaringan pusat dari tulang belakang dan bergerak jauh sampai titik paling atas dari kepala. Ida dan Pinggala bergerak paralel dengan Sushumna di sebelah kiri dan kanan dari saraf tulang belakang. Ida dan Pinggala bertemu dengan sushumna di ajna chakra, titik yang terletak diantara alis mata. Mereka berpisah lagi dan mengalir melalui sisi kiri dan kanan hidung Tantra adalah suatu kombinasi yang unik antara mantra, upacara dan pemujaan secara total. Ia adalah agama dan juga filosofi, yang berkembang baik dalam Hinduisme maupun Buddhisme. Definisi tantra dijelaskan dalam kalimat ini; shasanat tarayet yastu sah shastrah parikirtitah, yang berarti” yang menyediakan petunjuk jelas memotong dan oleh karena itu menuntun ke jalan pembebasan spiritual dan pengikutnya disebut sastra.” Akar kata ”trae” diikuti oleh saffix “da” menjadi “tra” yang berarti “yang membebaskan”. Kita melihat penggunaan yang sama dari akar kata “tra” di dalam kata mantra. Definisi mantra adalah mamanat tarayet yastu sah mantrah parikirtitah” Suatu proses yang ketika diulang-ulang terus menerus di dalam pikiran, membawa pembebasan, disebut mantra. Beberapa sarjana mencoba membagi tantra menjadi dua bagian utama, yaitu “jalan kanan” dan “jalan kiri”. Bernet Kemper berpendapat, tantra “jalan kanan” menghindari praktek ekstrem, mencari-cari pengertian yang mendalam, dan pembebasan melalui asceticism harus dibedakan dari “jalan kiri” black magic dan ilmu sihir. Ia kemudian menegaskan, di dalam “jalan kanan”, bakti atau penyerahan diri memegang peranan yang berusaha keras untuk menguasai aspek-aspek kehidupan yang menggangu dan mengerikan seperti kematian dan penyakit. Untuk mengatasi hal tersebut eksistensi dari kekuatan keraksasaan demonic “jalan kiri” membuat kontak langsung di tempat-tempat yang mengerikan seperti di pekuburan. Pandangan kalangan akademis ini sangat berbeda dengan pandangan dari praktisi tantra. Para praktisi tantra pada umumnya menolak pembagian tantra atas tantra positif dan negatif dan menekankan pada metode untuk mentransformasikan keinginan. Lama Thubten Yeshe, seorang praktisi Tibetan mengatakan tantra menggunakan energi dari khayalan seperti keterikatan kepada keinginan adalah sumber dari penderitaan dan oleh karena itu harus di atasi namun ia juga mengajarkan keahlian untuk menggunakan energi dari khayalan tersebut untuk memperdalam kesadaran kita hingga menghasilkan kemajuan spiritual. Seperti mereka yang dengan keahliannya mampu mengangkat racun tumbuh-tumbuhan dan menjadikan obat yang mujarab, seperti itu pula seorang yang ahli dan terlatih dalam praktek tantra, mampu memanipulasi energi keinginan bahkan kemarahan menjadi mapan. Ini sungguh-sungguh sangat mungkin dilakukan. Dalam arti tertentu tantra merupakan suatu teknik untuk mempercepat pencapaian tujuan agama atau realisi sang diri dengan menggunakan berbagai medium seperti mantra, yantra, mudra, mandala pemujaan terhadap berbagai Deva Devi termasuk pemujaan kepada makhluk setengah Deva dan mahluk-mahluk lain, meditasi dan berbagai cara pemujaan, serta praktek yoga yang kadang-kadang dihubungkan dengan hubungan seksual. Elemen-elemen tersebut terdapat dalam tantra Hindu maupun Buddha. Kesamaan teologi ini menjadi faktor penting yang memungkinkan tantra menjadi salah satu medium penyatuan antara Siwaisme dan Buddhisme di Indonesia. Hubungan seks dalam tantra, seperti diperkirakan oleh Dasgupta; merupakan penyimpangan dari konsep awal tantra. Konsep awal tantra meliputi elemen-elemen seperti yang disebutkan di atas, yakni; mantra, yantra, mudra dan yoga. Penyimpanan tersebut terjadi karena penggunaan “alat-alat praktis” dalam tantra Buddha yang berdasarkan prinsip-prinsip Mahayana dimaksudkan untuk merealisasikan tujuan tertinggi baik tantra Hindu maupun Buddha, adalah tercapainya keadaan sempurna dengan penyatuan antara dua praktek serta merealisasikan sifat non dualis dari realitas tertinggi. Sarkar menyatakan hubungan seksual dalam tantra lebih diarahkan untuk mengontrol kekuatan alam dan bukan untuk mencapai kebebasan. Ia mengatakan secara umum tradisi Indonesia membagi tujuan hidup manusia menjadi dua; pragmatis dan idealistis. Mengontrol kekuatan alam adalah salah satu tujuan pragmatis. Hal ini biasanya dilakukan oleh raja yang mempraktikkan sistem kalacakrayana dalam usaha melindungi rakyatnya, memberikan keadilan, kesejahteraan dan kedamaian. Di Indonesia dikenal ada tiga jenis tantra yaitu; Bhairava Heruka di Padang Lawas, Sumatra Barat; Bhairava kalacakra yang dipraktikkan oleh raja ketanegara dari Singasari dan Adtityawarman dari Sumatra yang sezaman dengan Gajah Mada di Majapahit; dan Bharavia Bhima di Bali. Arca Bharavia Bima terdapat di Pura Edan, Bedulu, Gianyar Bali. Menurut prasasti Palembang, Tantrayana masuk ke Indonesia melalui kerajaan Sriwijaya di Sumatra pada adab ke-7. Kalacakratantra memegang peranan penting dalam unifikasi siwaisme dan buddhaisme, karena dalam tantra ini Siwa dan Buddha, diunifikasikan menjadi siwa-buddha. Konsep Ardhanariswari memegang peranan yang sangat penting dalam Kalacakratantra. Kalacakratantra mencoba menjelaskan penciptaan dan kekuatan alam dengan penyatuan Devi Kali yang mengerikan, tidak hanya dengan Dhyani Buddha, melainkan juga dengan adi Buddha sendiri. Kalacakratantra mempunyai berbagai sebutan dalam sekta tantra yang lain seperti; Hewarja, Kalacakra, Acala, Cakra Sambara, Vajrabairava, Yamari, Candama harosama dan berbagai bentuk Heruka. Di dalam tantrayana ritual adalah elemen utama untuk merealisaikan kebenaran tertinggi. John Woodroffe mengatakan, ritual adalah sebuah seni keagamaan. Seni adalah bentuk luar materi sebagai ekspresi dari ide-ide yang berdasarkan intelektual dan dirasakan secara emosional. Seni ritual berhubungan dengan ekspresi ide-ide dan perasaan tersebut yang secara khusus disebut religius. Ini adalah suatu cara, dengan mana kebenaran religious ditampilkan, dan dapat dimengerti dalam bentuk material dan simbol-simbol oleh pikiran. Ini berhubungan dengan semua manifestasi alam dalam wujud keindahan, dimana untuk beberapa alasan, Tuhan memperlihatkan diri Beliau sendiri. Tetapi ini tidak terbatas hanya untuk tujuan itu semata-mata. Artinya, dengan seni religius sebagai alat pikiran yang ditransformasikan dan di sucikan. Sumber http//blog/ putrasanjaya/11-07-2012’ Gambar Patung Tantra Masab siwa-buddha dengan pengaruh khusus Kalacakratantra dapat dilihat pada peninggalan-peninggalan arkeologi seperti di Candi Jawi. Prapanca dalam Nagarakertagama Bab 56 ayat 1 dan 2 melukiskan monumen ini dengan sangat indah. Bagian bawah candi yaitu bagian dasar dan bagian badan candi adalah Siwaitis dan bagian atas atau atap, adalah buddhistis, sebab di dalam kamar terdapat arca Siva dan diatasnya di langit-langit terdapat sebuah arca Aksobhya. Inilah alasannya mengapa Candi Jawi sangat tinggi dan oleh karena itu disebut sebuah Kirthi. Dalam tantra Hindu prinsip metafisik Siwa-Shakti dimanifestasikan di dunia material ini dalam wujud laki dan perempuan sedangkan dalam tantra Buddha pola sejenis diikuti dimana prinsip-prinsip metaffisik Prajna dan Upaya termanifestasikan dalam wujud perempuan dan laki-laki. Tujuan tertinggi dari kedua masab tantra ini adalah penyatuan sempurna yaitu penyatuan antara dua aspek dari realitas dan realisasi dari sifat-sirat non-dualis dari roh dan non-roh. 2. Yantra. Fungsi dan manfaat Yantra, dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Simbol sesuatu yang dihormati/dipuja. b. Sarana atau media mewujudkan tujuan hidup dan tujuan agama yang diyakininya. c. Media memusatkan pikiran. Yantra adalah bentuk “niyasa” symbol, pengganti yang sebenarnya yang diwujudkan oleh manusia untuk mengkonsentrasikan baktinya ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, seperti misalnya dalam perpaduan warna, kembang, banten, gambar, arca, dan lain-lain. Setiap yantra baik dari segi bentuk maupun goresan yang tertera pada yantra tersebut mempunyai arti yang berbeda serta tujuan yang berbeda pula. Karena yantra mempunyai tujuan dan manfaat yang berbeda sehingga bentuk-bentuk yantra dikembangkan dan diberi sentuhan artistik modern. Yantra tidak lagi kelihatan seperti barang seni atau seperti sebuah perhiasan tertentu. Bentuk yantra sudah disesuaikan dengan kebutuhan si pemakainya. Dengan berkembangnya zaman seperti sekarang ini, banyak sekali yantra dibentuk kecil, misalnya dalam bentuk kalung, gelang dan cincin. Memang sebaiknya yantra tersebut diusahakan selalu dekat dengan si pemakainya. Dengan kedekatan itu, maka antara energi yang ada dalam yantra dan energi si pemakai menjadi saling menyesesuaikan. Yantra dapat diibaratkan sebagai polaritas energi positif yang secara terus menerus mempengaruhi 3. Mantra. Berdasarkan sumbernya “weda” ada bermacam-macam jenis mantra yang secara garis besar dapat dipisahkan menjadi; Vedik mantra, Tantrika mantra, dan Puraṇik mantra. Sedangkan berdasarkan sifatnya mantra dapat terbagi menjadi; Śāttvika mantra mantra yang diucapkan guna untuk pencerahan, sinar, kebijaksanaan, kasih sayang Tuhan tertinggi, cinta kasih dan perwujudan Tuhan, Rājasika mantra mantra yang diucapkan guna kemakmuran duniawi serta kesejahteraan anak-cucu, Tāmasika mantra mantra yang diucapkan guna mendamaikan roh-roh jahat, untuk menghancurkan atau menyengsarakan orang lain, ataupun perbuatan-perbuatan kejam lainnya/Vama marga/Ilmu Hitam. Disamping itu mantra juga dapat diklasifikasikan menjadi sebutan antara lain Mantra yang berupa sebuah daya pemikiran yang diberikan dalam bentuk beberapa suku kata atau kata, guna keperluan meditasi dari seorang guru Mantra Diksa; Stotra doa-doa kepada para dewata, Stotra ada yang bersifat umum, yaitu; yang dipergunakan untuk kepentingan umum yang harus datang dari Tuhan sesuai dengan kehendakNya, misalnya doa-doa yang diucapkan oleh para rohaniawan ketika memimpin persembahyangan, sedangkan Stotra yang bersifat khusus adalah doa-doa dari seorang pribadi kepada Tuhan untuk memenuhi beberapa keinginan khususnya, misalnya doa memohon anak, dan sebagainya; Kāvaca Mantra mantra yang dipergunakan untuk benteng atau perlindungan dari berbagai rintangan. Umat Hindu percaya bahwa kehidupan ini diliputi dan diresapi oleh mantra. Semua mahluk, apakah seorang petani atau seorang Raja, semuanya diatur oleh mantra. Adapun arti dan makna sebuah mantra adalah utuk mengembangkan sebuah kekuatan supranpada diri manusia; “Pikiran yang luar biasa dapat muncul dari kelahiran, obat-obatan, mantra-mantra, pertapaan dan kontemplasi keDewataan Yoga Sutra Berdasarkan hal tersebut, maka mantra adalah ucapan yang luar biasa yang dapat mengikat pikiran. Adapun makna mantra ataupun maksud pengucapan mantra, dapat dirinci sebagai berikut a. Untuk mencapai kebebasan; b. Memuja manifestasi Tuhan yang Maha Esa; c. Memuja para dewata dan roh-roh; d. Berkomunikasi dengan para Deva; g. Berkomunikasi dengan roh-roh dan hantu-hantu; h. Mencegah pengaruh negatif; i. Mengusir roh-roh jahat; j. Mengobati penyakit; k. Mempersiapkan air yang dapat menyembuhkan air suci; l. Menghancurkan tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang dan manusia; m. Menetralkan pengaruh bisa atau racun dalam tubuh manusia; n. Memberi pengaruh lain terhadap pikiran dan perbuatan; o. Mengontrol manusia, binatang-binatang buas, Deva-Deva dan roh-roh jahat; p. Menyucikan badan manusia Majumar, 1952, 606. Fungsi dan manfaat mantra dalam kehidupan dan penerapan ajaran Hindu bagi umat sedharma adalah a. Memuja Tuhan Yang Maha Esa. Dalam ajaran agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta semua yang ada ini. Beliaulah menyebabkan semua yang ada ini menjadi hidup. Tanpa bantuan beliau semuanya ini tidak akan pernah ada. Kita patut bersyukur kehadapan-Nya dengan memuja-Nya, sebagaimana diajarkan oleh agama yang tersurat dan tersirat dalam kitab suci weda’ b. Memohon kesucian. Tuhan Yang Maha Esa bersifat mahasuci. Bila kita ingin memperoleh kesucian itu, dekatkanlah diri ini kepada-Nya. Dengan kesucian hati menyebabkan seseorang memperoleh kebahagiaan, menghancurkan pikiran atau perbuatan jahat. Orang yang memiliki kesucian hati mencapai surga dan bila ia berpikiran jernih dan suci maka kesucian akan mengelilinginya. Kesucian atau hidup suci diamanatkan sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa. c. Memohon keselamatan. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dan kebahagiaan melalui berbagai jalan yang telah ditunjukkannya dalam kitab suci menjadi kewajiban umat sedharma. Keselamatan dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat penting. menjadi lebih baik. Tuhan Yang Maha Esa , pengasih dan penyayang selalu menganugerahkan pertolongan kepada orang-orang-Nya. Orang-orang yang bijaksana sesudah kematiannya memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang sejati. d. Memohon Pencerahan dan kebijakan. Dalam kitab Nirukta Vedangga, mantra dapat dibagi menjadi 3 sesuai dengan tingkat kesukarannya, seperti Paroksa Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang paling tinggi. Hal ini disebabkan mantra jenis ini hanya dapat dijangkau arti dan maknanya kalau diwahyukan oleh Tuhan. Tanpa sabda Tuhan mantra ini tidak mungkin dapat dipahami; Adyatmika Mantra, yaitu mantra yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih rendah dari Paroksa Mantra. Mantra ini dapat dicapai maknanya melalui proses pensucian diri. Orang yang rohaninya masih kotor, tidak mungkin dapat memahami arti dan fungsi jenis mantra ini; Pratyāksa Mantra, yaitu mantra yang lebih mudah dipahami dibandingkan dengan Paroksa Mantra dan Adyatmika Mantra. Untuk menjangkau makna mantra ini dapat hanya mengandalkan ketazaman pikiran dan indra. e. Melestarikan ajaran “Dharma”. Sumber ajaran agama Hindu adalah Weda. Weda adalah wahyu Tuhan yang diterima oleh para maharsi baik secara langsung, maupun berdasarkan ingatannya. Diyakini bahwa pada awalnya weda diajarkan secara lisan, hal ini memungkinkan karena pada saat itu manusia masih mempolakan dirinya secara sederhana dan polos. Setelah kebudayaan manusia semakin berkembang, peralatan tulis-menulis telah ditemukan maka berbagai jenis mantra yang sudah ada dan yang baru diterima dituliskan secara baik dalam buku, kitab, lontar yang disebut Varnātmaka Sabda, yang terdiri dari suku kata, kata ataupun kalimat. Sedangkan mantra yang diucapkan disebut Dhvanyātma Sabda, yang merupakan nada atau perwujudan dari pikiran melalui suara tertentu, yang dapat berupa suara saja atau kata-kata yang diucapkan ataupun dilagukan dan setiap macamnya dipergunakan sesuai dengan keperluan, kemampuan serta motif pelaksana. Uji Kompetensi Quand les gens entendent le mot Tantra , ils pensent généralement aux postures ésotériques décrites dans le Kama Sutra. Personnellement, j’ai découvert de nombreux avantages inattendus pour la santé grâce à la pratique de cette ancienne forme de méditation et des pratiques de respiration associées. Quand j’ai commencé le Tantra il y a une dizaine d’année, je ne savais pas à quel point le Tantra était puissant dans tous les aspects de ma vie. Très vite, après avoir emprunté la voie tantrique, j’ai pris conscience d’un calme dans l’esprit, quelque chose que j’essayais d’accomplir sans succès depuis des années. Cela seul m’a aidé à réduire mon niveau de stress. Mais ce n’est pas tout; Ce n’était que le commencement. Maintenant, après 10 ans de pratique du tantra, je suis conscient que je ne souffre plus de rien, physiquement, émotionnellement, mentalement, spirituellement. Savais-je que cela m’arriverait ? En aucune façon. Le tantra traduit grossièrement signifie tisser» corps, âme et esprit. Cela signifie littéralement que vous pouvez développer tout votre être en prenant davantage conscience de vos sens, de vos sentiments et de votre énergie. Cela inclut la prise de conscience de votre respiration – la base de toutes les formes de méditation – avec l’ajout de votre énergie sexuelle augmentant votre capacité à ressentir – spécifiquement le plaisir – très différent des autres formes de méditation. Il est important de noter que l’union sexuelle décrite dans les peintures tantriques et gravée sur les murs du temple est symbolique de ce que l’on peut obtenir en rejoignant les énergies féminine et masculine principalement à l’intérieur de soi. Certains disent que le Tantra a commencé dans l’Egypte ancienne, d’autres prétendent qu’il a commencé il y a 3000 à 5000 ans en Inde. Fondamentalement, il est composé de plusieurs traditions ésotériques enracinées dans les religions de l’Inde, notamment l’hindou, le jaïn et le bonpo. On trouve même des aspects du tantra dans l’ancienne Kabala. La plupart de ses pratiquants étaient dispersés à travers l’Asie en Inde, en Chine, au Tibet, au Japon, au Cambodge, au Sri Lanka, au Pakistan, au Népal, au Bhoutan, en Birmanie, en Indonésie et en Mongolie jusqu’à récemment, quand cela intéressa les Américains, le Canada, l’Australie, Israël et dans toute l’Europe. Alors, comment le tantra peut-il affecter votre santé ? Pourquoi est-ce une forme de guérison holistique ? Fondamentalement, les gens vivent la plupart du temps dans leurs pensées, leurs jugements, leurs évaluations et leurs évaluations vivre dans leur tête. Lorsque leurs corps donnent des signaux, ils les ignorent car ils sont formés pour évaluer uniquement ce que pense leur esprit. La plupart des gens sont engourdis ou ne se sentent pas très bien. Il y a très peu de place pour le plaisir. En fait, ils ne ressentent presque aucun plaisir. Le plaisir apparaît comme une anticipation plutôt que comme une expérience sensuelle, ressentie dans le corps. Rappelez-vous vraiment vouloir quelque chose comme une nouvelle voiture ? Puis, quand vous l’avez eu, le plaisir n’a pas duré très longtemps, peut-être jusqu’à la première égratignure. Ce n’était pas le sentiment que vous attendiez de l’acquisition d’une nouvelle voiture, n’est-ce pas ? L’esprit peut imaginer que quelque chose nous apportera une sensation de plaisir, mais il faut en réalité que le corps le ressente. Pour beaucoup de gens, le fait de se sentir passionnément était découragé. On nous a dit que nous devions garder le contrôle de nous-mêmes, de nos émotions. On nous disait des choses comme “Pourquoi vous sentez-vous comme ça ? Ce n’est pas rationnel.” Nous avons donc appris à enterrer nos sentiments et à faire l’expérience de la vie dans nos têtes. Nos corps sont devenus utiles pour porter des ornements décoratifs attraction et nous emmener quelque part, de réunion en réunion mouvement minimal. Essentiellement, nos corps sont devenus quelque chose que nous faisons ou utilisons de certaines manières, mais pas une source de connaissance interne. Beaucoup de gens sont devenus des automates qui se précipitent pour travailler, faire, faire, faire et encore faire. Mais quand vient le temps de se détendre, de reprendre son souffle, nous n’arrivons pas à le faire. Pour la plupart des gens, il est un peu effrayant de s’arrêter et de se concentrer sur la respiration. Quand on cherche à trouver du plaisir, il ne semble jamais y avoir assez de temps. Parce que nous sommes tellement déconnectés, rien ne répond à nos attentes. Ou peut-être, tous ces sentiments que nous avons retenus risquent de se précipiter hors de nous et nous ne pouvons pas voir cela, n’est-ce pas ? C’est vrai, des sentiments, des émotions, des sens, des souvenirs reviendront souvent au cours de la pratique tantrique. Et ensuite que faisons-nous ? Qui a le temps pour traiter ça ? Et si on perd le contrôle ? Qui veut faire l’expérience? Vous devriez le vouloir ! Pourquoi est-ce si important ? Vous voulez ressentir tous ces sentiments pour pouvoir augmenter votre capacité de plaisir. C’est votre droit de naissance de ressentir du plaisir et c’est un aspect de la vie de ressentir des sensations. En substance, c’est un acte de vous honorer. Lorsque vous commencez à ressentir et à respirer, vous vous sentirez naturellement mieux, plus heureux, plus passionné et plus vivant. Le mot clé ici est “naturellement”. C’est notre nature à ressentir. C’est facile et cela prend très peu de temps pour faire une différence dans votre vie. Chacune des nombreuses techniques peut vous apporter un sentiment de calme et de paix dans votre quotidien avec un minimum d’effort. En pratiquant, vous vous concentrez sur l’ouverture au plaisir. Comment ? Dans le Tantra, nous apprenons à respirer en faisant des exercices de Kegel et en émettant des sons. Nous apprenons donc à bien respirer. Ensuite, nous ajoutons des contractions musculaires pour créer une charge dans notre propre corps en utilisant la force vitale – l’énergie sexuelle. Parallèlement à la compression des muscles du sphincter, nous ajoutons des sons tels que Oooo et Ahhhh». Cela nous permet finalement de ressentir tous nos sentiments. Une fois que nous les ressentons, nous apprenons à libérer les sentiments toxiques et les souvenirs du passé stockés à l’aide de techniques de libération émotionnelle. Nous apprenons également à transformer l’énergie sexuelle en un lien spirituel avec notre moi supérieur». Le résultat est l’élimination des sentiments de honte et de culpabilité, ainsi que de tout autre traumatisme que nous avons pu vivre plus tôt dans notre vie et qui a été stocké dans notre mémoire cellulaire. Le résultat ? Plaisir, permission de vivre pleinement sa vie sans crainte – le corps, l’esprit et l’âme liés au travail en union. Rappelez-vous que lorsque j’ai commencé le tantra, je ne savais pas comment ma vie allait changer. Si j’avais su, je l’aurais très certainement intégré plus tôt dans la vie. Ma vie est-elle plus savoureuse ? Oui. En fait non, c’est tellement plus. J Les bienfaits holistiques de la pratique du tantra 1. Se sentir bien dans sa peau – plus attrayant, plus confiant en soi, augmentez votre capacité à avoir plus de plaisir, faites l’expérience de la joie et de l’épanouissement en tant que mode de vie. 2. Renforcez votre bien-être – éliminez les toxines, le stress – acceptez-vous pour qui vous êtes et libérez de profonds souvenirs cellulaires douloureux; se sentir en sécurité et unis. 3. Concentrez-vous – définissez vos intentions, faites les pratiques et observez les lois de l’attraction pour apporter ce que vous voulez, c’est-à-dire un partenaire de vie, plus d’argent, un changement de carrière 4. Améliorez vos relations – voyez les autres comme ce qu’ils sont vraiment, reliez-vous à leur nature divine profonde et faites confiance à votre intuition 5. Expérimentez l’expression de vos émotions les plus profondes. Connaissez l’enlèvement, l’amour, la passion et bien plus ! Devenez votre bien-aimé !

manfaat tantra yantra dan mantra